Thursday, October 4, 2007

Dongeng Pagi

DONGENG PAGI

sedang burung-burung menggelepar kejang
udara penuh tipuan dan asap kebohongan
daun-daun plastik tak bisa dimakan
matahari semakin kejam panasnya menikam

satu-satunya pengharapan hanya hujan
tapi hujan hanya datang ketika katak menyanyikan tembang
tapi katak-katak terlentang keracunan
mengapung disungai mimpi berbau busuk bercampur sampah pikiran masa kini

pada hari-hari seperti ini tak ada ksatria pembela kebenaran
karena kebenaran telah mati
kehilangan percaya diri

Yogyakarta, 24 Agustus 2007

Maria Ingrid

Anak Haru

ANAK HARU

tangisnya seperti sayat biola di angkasa kelam kanak-kanak hariku
sekokoh apapun bangunan ceriaku melantak luluh tergetar pilu
ia telah pergi tapi kecupnya tinggalkan binar tanpa citranya pernah memudar
di sekujur ingatanku yang melayu rapuh terguyur hujan waktu

ia bernama ibu
perempuan di perbatasan masa lalu yang menungguku pulang
tiada bertanya apakah aku kalah atau menang
dalam sengkarut hidup yang lebih rumit dari cerita wayang

ia selalu punya pelukan nyaman
pengampunan tak berkesudahan
gudang cinta yang tak pernah habis isinya

dulu, sebelum beranjak
ia tumbuhkan sepasang sayap pada punggung hatiku
"biar semua keluhmu sampai ke telinga jiwaku"
lalu pejam matanya tinggalkan aku

ibu,
dengar aku
...

Yogya, 28 September 2007

Maria Ingrid

Tuesday Blues

TUESDAY BLUES

dari halaman kamus masyarakat urban keringatmu menetes.
kerja. masihlah jauh akhir pekan itu. petangmu digelapkan
udara dysphoria yang genjot nadi khayal pada ranjang reyot yang jemu
menampung sepi juga keluhmu. tetap saja kau impikan liburan di surga.
tapi pagi menjemputmu pulang lalu kau berjalan dengan paku dalam sepatu.
auw!
mendengking jeritmu bergema di angkasa langit selasa. ditemani sebuah pesan
erotis di telepon genggam, aih, pikiran sensual...bagaimana
menggambarkannya.
dan kau liar menari di pematang hari. hidup yang membosankan ini. berapa
bar? dua belas, delapan, enam belas? kepenatan yang melodis.
uhm..ah..maksudku, Lucille memang magis. tak pernah tahu ia tertawa atau
menangis: dum da dow dow dum dum...da dam da da di di da tilulilatililiatu
dai dam dam da dow dow dowwww....
segelas bir dingin di ujung senja, serta raung gitar menggema di dada.
kombinasi sempurna mengantar pelupukmu menuju malam tak berkesudahan dum da
dow dow dum ...

Yogya, 2 Oktober 2007

Maria Ingrid

Wednesday, October 3, 2007

Ursa Minor : Dongeng Langit Sendiri

Ursa Minor : Dongeng Langit Sendiri

: mata benak

aku menumpang gelap malam dari terminal langit utara.
di galaksi pikiran ini bintang-bintang seperti air dingin
kelam yang menelan harapan redup diam-diam

sayap naga, ekor anjing, gayung besar
nama-nama yang gemetar bagi khayal lidah.
yang kutuju matahari mimpi. ruang jagat sebesar ini ia tak mampu ditandingi.
telah kulalui equinox musim gugur sampai musim semi
menunggu waktu mencuri cahyanya setangkup saja tanganku, untuk
hangatkan nyawa beku kesedihanku.

namun beruang kecil itu menghalang jalan.
"selamat datang saudari" katanya,
"anak Atlas yang hilang telah kembali".
aku menjelma kuning terang, lebih terang dari cahya matahari yang ingin
kucuri

tapi
tapi ....

dan aku tak pernah kembali

Yogya, 21 September 2007

Maria Ingrid